Pernahkah Anda menggunakan peralatan rumah tangga atau kerajinan yang berbahan baku batang/ kayu kelapa? Jika belum, maka tidak ada salahny...

Sukses dengan Produksi Kerajinan Batang Kelapa

02.43 Unknown 0 Comments

produk kerajinan kelapa arenPernahkah Anda menggunakan peralatan rumah tangga atau kerajinan yang berbahan baku batang/ kayu kelapa? Jika belum, maka tidak ada salahnya jika Anda mengunjungi sentra produksi aneka kerajinan dan peralatan rumah tangga berbahan baku batang kelapa di ‘Kelapa Aren’. Berlokasi di Gamping Kidul RT.02/ RW.19 Ambarketawang Gamping Sleman, ‘Kelapa Aren’ sejak tahun 1997 fokus dalam memproduksi beragam kerajinan dan peralatan rumah tangga dari batang kelapa. Batang kelapa yang selama ini sering digunakan sebagai bahan kontruksi bangunan ternyata bisa diolah dan diproduksi menjadi beragam produk unik dan bernilai jual tinggi.

Ditemui di rumahnya Jumat (1/4), tim liputan bisnisUKM disambut Ibu Tatik Winarni (42) dan suaminya Bapak Basuki selaku pemilik usaha ‘Kelapa Aren’. Ibu Tatik berujar jika pada awal mulanya beliau dan suami belum punya pikiran untuk mengolah batang kelapa menjadi aneka handycraft. “Tahun 1985 kami memulai usaha dengan memproduksi mainan anak-anak (edu toys) dan stik drum band,” kata Ibu Tatik mengawali wawancara sore itu. Kemudian di tahun 1997, ketika terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia, Ibu Tatik dan suami mendapat tawaran dari tamu Australia untuk membuat produk dari batang kelapa. Meskipun masih awam dan menggunakan mesin manual, namun naluri bisnis pasangan suami istri tersebut berbuah hasil positif dan terus ditekuni hingga sekarang.

batang kelapaPerkembangan bisnis kerajinan batang kelapa tersebut makin pesat ketika mereka mampu menjalankan strategi pemasaran dengan menggandeng beberapa perusahaan trading terkemuka. Dari situlah, produk-produk karya ‘Kelapa Aren’ mampu menembus pasar internasional seperti Jepang, Australia, Belanda, Jerman, Turki, dll. “Pasar Internasional ternyata menyambut baik produk-produk Kelapa Aren, oleh karena itu kami selalu menomorsatukan kualitas untuk bisa bertahan di tengah persaingan yang ketat,” jelas Ibu berputra dua tersebut.

Seiring dengan perkembangan usahanya tersebut, saat ini ‘Kelapa Aren’ sudah mampu memproduksi sekitar 250 jenis produk berbahan baku batang kelapa. “Banyak sekali jenis produk yang mampu kami produksi, antara lain peralatan rumah tangga, alat mandi, tempat lilin, mangkok, sumpit, aneka souvenir, dan masih banyak lagi,” imbuh Ibu Tatik. Ide atau referensi produk biasanya berasal dari customer, kemudian ‘Kelapa Aren’ mengaplikasikan design tersebut menjadi sebuah karya dengan kualitas nomer satu.

pelaku usahaSaat ini ‘Kelapa Aren’ memiliki 13 orang tenaga produksi yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu tenaga potong, tenaga bubut, dan tenaga finishing. Sementara batang kelapa sebagai bahan utama produksi didatangkan langsung dari Tasikmalaya Jawa Barat. “Batang kelapa yang kami produksi juga memiliki syarat khusus, antara lain pohon kelapa yang sudah berumur minimal 30 tahun, lingkaran tengahnya harus keras, dan serat kelapanya harus kelihatan,” terang ibu yang kini memegang kendali proses finishing dan packing ‘Kelapa Aren’.

proses produksi kelapa arenDibantu putri sulungnya Richa sebagai tenaga marketing, “Kelapa Aren’ selain melayani orderan dari mancanegara juga sering mendapatkan buyer lokal dari Jakarta, Kalimantan, Medan, dan Surabaya. “Kami juga melayani pesanan dalam bentuk eceran dan beragam souvenir pernikahan dengan harga terjangkau,” kata Ibu Tatik. Dengan harga produk Rp.2.000,00-Rp.200.000,00/ set, ‘Kelapa Aren’ mengaku dalam sebulan bisa menghasilkan omzet 15-30 juta. Diakui Ibu Tutik, saat ini ‘Kelapa Aren’ hanya memproduksi saat ada pesananan datang. Hal tersebut dilakukan seiring makin melonjaknya harga batang kelapa sebagai bahan baku utama produksi. “Saat ini 1 meter glondong batang kelapa harganya Rp.70.000,00,” ujar nenek satu orang cucu tersebut. Meskipun begitu, stabilnya permintaan baik dari lokal maupun mancanegara menjadi modal bagi ‘Kelapa Aren’ untuk tetap eksis berproduksi.

Diakhir wawancaranya, Ibu Tatik berharap bisa memiliki showroom atau workshop di pinggir jalan raya. Menurutnya dengan memiliki showroom yang berada di pinggir jalan raya akan makin mempermudah akses pemasaran dan operasional barang-barang pesanan. Selain itu, beliau juga berpesan ketika kita ingin sukses membangun usaha kuncinya adalah tekun, sabar, dan teliti.

Tim liputan bisnisUKM


View the original article here

0 komentar: